Kembalinya Kepompong Kecilku - cerpen (The Third Part)

lalu kupu-kupu itu mulai meneteskan air mata dan tersedu-sedu berkata “anakku” Rino merasakan ada goncangan maha dasyat antara percaya dan tidak percaya dengan perkataan tadi, “apakah saya bermimpi, dari mana bunda tahu aku ini anakmu?” Tanya Rino dengan rasa kaget dan ingin mencari kepastian, lalu kupu-kupu itu menjawab, “aku ingat dulu kala ini adalah rumahku, aku ikut pergi dengan ayahmu karena dulu disini ada penebangan liar yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggungjawab tapi aku tak bisa membawamu karena aku dan ayahmu sama-sama terluka parah dan aku sempat menyembunyikanmu diruang rahasia, kami ingin kembali kesini tetapi kami butuh waktu yang tidak sedikit untuk menyembuhkan luka kami, namun aku ingat jika benar kamu anakku, kamu punya tanda bekas luka di punggungmu” lalu Rama dan Rudi melihat dari balik punggung Rino dan ternyata benar ada tanda bekas luka, Rino meneteskan air mata karena tak mampu menahan kerinduannya yang selama ini ia pendam, dengan insting seorang anak dan penjelasan yang dituturkan kupu-kupu tadi akhirnya ia percaya dan memutuskan untuk ikut bergabung dengan orang tuanya “Nak, ayo segera kita menyusul ayahmu dan kedua adikmu, mereka pasti akan sangat bahagia, kami juga sangat merindukan kamu, tiap hari ayahmu cemas dengan keadaanmu nak” tanpa banyak kata Rino langsung menghampiri kupu-kupu itu yang tak lain adalah ibunya, ia memeluk sambil menangis sesenggukan kayak anak kecil yang kangen kepada ibunya, “ibu aku kangen ama ibu, tiap hari aku selalu berdo’a agar kita bisa bertemu dan hidup bersama, akhirnya Tuhan telah mengabulkan doaku selama ini, Tuhan telah mempertemukan kita, kini aku tidak perlu lagi berkhayal sambil menatap langit, karena kini ibu ada dan nyata dihadapanku, ibu aku kangen ibu dan ayah” ia terus menangis dipelukan ibunya. Rudi dan Rama yang melihat mereka juga ikut menangis dan Rama berbisik kepada Rudi “Rudi, mari kita jaga kedua orang tua kita yang masih ada bersama kita, maafkan aku ya rudi” “Iya Rama, maafkan aku juga ya, sebentar lagi kita juga akan kehilangan teman baik kita Rino” jawab Rudi sambil terus sesenggukan. Akhirnya Rino berpamitan kepada Rudi dan Rama, mereka bertiga berpelukan untuk yang terakhir kalinya, lalu mereka melepas pelukan mereka bertiga, Rino dengan sifat cerianya menghela nafas panjang dan berkata “jangan khawatir teman-teman, aku pergi hanya sebentar, mungkin 3-4 hari” mereka lalu tertawa sebentar sebelum kembali sesenggukan menangis, akhirnya waktunya telah tiba dan Rino terbang bersama ibunya, sedangkan Rama dan Rudi pulang sambil bergandengan tangan. Beberapa saat setelah ia terbang, ia menoleh kekawannya “kalian adalah keluargaku dan aku tidak akan melupakan kalian, sampai ketemu lagi teman-teman” lalu ia memandang kedepan melanjutkan perjalanan dan berkata dalam hati “Terimakasih Tuhanku, engkau telah mengabulkan permohonanku dan menyatukanku kembali bersama keluargaku, akhirnya impianku terwujudkan juga”

The Writer: Supriyanto

*Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

SHARE THIS

Author:

Previous Post
Next Post