Terus Melangkah (Keep on Walking – Short Story) The Third Part

Laura, Sindi, dan Tika pulang kerumah masing-masing dan Ramsi berjalan menuju perempatan lampu merah dekat taman.

6.INT. RUMAH PAMAN – KAMAR RAMSI – MALAM
Ramsi kebingungan mencari buku kesayangannya, kamarnya telah berganti menjadi kapal pecah dan dengan lesu ia merapikannya kembali. Setelah itu ia duduk disamping jendela dan mengingat tadi pagi.
Ramsi    : “Wah pasti tadi dibawa Laura, yaudahlah tidur aja”

Setiap hari Ramsi rutin beribadah dan berdoa serta tak pernah patah semangat mengais rejeki di perempatan jalan, dengan lagu kesukaannya – bahkan ia sempatkan menyanyikan lagunya sendiri.

4 bulan kemudian

7.EXT. HALAMAN RUMAH PAMAN – SORE
Ramsi kaget dengan apa yang terjadi sore itu, dan sore itu adalah hari dimana terkabulnya semua doa dan terjadinya perputaran perekonomian Ramsi.
Guide        : “Permisi, mohon maaf apakah ini rumahnya Ramsi?”
Ramsi        : “Ini rumah paman saya, tapi saya Ramsi. Ada apa ya?
MR.Bram    : “Is he Ramsi?”
Guide        : “Yes. He is Ramsi, sir”
Ramsi        : “Mari silahkan duduk dulu, saya buatkan teh”
Guide        : “Oh tidak usah repot-repot”

Mereka duduk diteras rumah, lalu pamannya Ramsi datang.

Paman        : “Ramsi, mereka siapa?
Ramsi        : “Paman ikut duduk sini, aku juga gak tahu paman”
Paman ikut duduk dan ikut ngobrol
Mr.Bram    : “Actually, I always search someone who has this book”
Paman dan Ramsi melongo, gak tahu apa yang barusan disampaikan
Guide        : “Ehem, begini paman dan Ramsi, perkenalkan saya Guidenya Mr Bram, dan ini Mr. Bram dari luar negeri, kami kesini bermaksud menyampaikan kabar bahagia. Tadi Mr.Bram bilang bahwa dia selalu mencari orang yang memiliki buku ini” (sambil menunjukkan buku)
Ramsi        : “Loh ini kan buku saya pak”
Mr.Bram    : “Two months ago, When I was in the park, I saw a book, I opened and I interested its contents, so I brought that book. When I returned to my country I added poetry to my book, and I did not think there are many people that love it and I get lots of compliments, it is especially about that poetry. I told myself that the income is influenced by your poetry, so I intend to give 50 percent of the income from the book to you and want to take you to my country to deepen the art of poetry”
Paman dan Ramsi celingukan lagi, gak tahu lagi apa yang dia bilang
Guide        : “Begini, beliau berkata 2 bulan lalu ketika dia di taman, dia melihat buku, dia tertarik dengan isinya dan dibawa buku itu. Ketika kembali ke negerinya dia menuliskan puisi tadi di buku karangannya dan ternyata mendapatkan banyak pujian terutama puisi tadi Dia bermaksud memberikan beberapa persen penghasilan dari buku tersebut dan ingin mengajakmu ke negaranya untuk memperdalam seni puisi”
Mr.Bram    : “Yes, that is right”
Ramsi        : “Paman, ini mimpi ya paman?”
Paman        : “Sebentar, darimana anda tahu kalau itu bukunya Ramsi?”
Guide        : “He asks, how do you know that the book is Ramsi’s?” (Tanya guide ke Mr.Bram)
Mr.Bram    : “I saw a photograph tucked in the book and on the back there is the name and address. After I found the address, they had not lived anymore. After that I went back to my country, but there is a feeling of guilt if I did not give the rights of other that I take. So I searched again until I find and end up here”
Guide        : “Katanya, ada foto dibuku itu dan ada alamatnya, setelah dicari ternyata sudah tidak tinggal disana dan ada rasa bersalah karena tidak memberikan hak Ramsi atas puisinya dan akhinya Mr.Bram mencari – menelusuri sampai akhirnya ketemu disini”

Setelah Ramsi berfikir seribu kali, akhirnya Ramsi menolak ikut Mr.Bram dan sebulan sekali Ramsi mengirimkan puisinya ke Mr.Bram dan sebulan sekali Ramsi memperoleh kompensasi atas puisinya.

Kini Ramsi mampu memperbaiki rumah pamannya dan memiliki usaha warung kecil-kecilan dengan hiburan nyanyian teman-temannya yang dahulu sama-sama mengais diperempatan jalan. 4 tahun kemudian, Ramsi mempersuntuing Laura dan kini mereka hidup bahagia.


The Writer: Supriyanto

*Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

SHARE THIS

Author:

Previous Post
Next Post